Konflik berkepanjangan di Gaza : Israel VS Palestina

Konflik berkepanjangan di Gaza antara Israel dan Palestina  terjadi selama berpuluh-puluh tahun dan tidak pernah selesai sampai hari ini. Berbagai alasan dan kepentingan politik menyebabkan penyelesaikan konflik menjadi sulit. 

Masing-masing kelompok mengklaim bahwa mereka memiliki hak mengenai wilayah tersebut. Secara khusus Israel, gerakan zionisme merupakan gerakan politik untuk mengembalikan wilayah Israel seperti zaman kerajaan Daud.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Palestina melalui gerakan politik Hamas, mereka juga mengklaim bahwa tanah yang mereka diami sekarang adalah milik mereka. 

Apabila melihat konflik ini secara historis, maka tidak mungkin kedua negara ini menjadi damai. Karena kedua belah pihak memiliki doktrin yang sama, Israel mengklaim tanah mereka, demikian juga dengan Palestina.

Konflik berkepanjangan di Gaza

Wilayah Israel kuno (tanah Kanaan) adalah daerah yang sangat subur dan tempat bagi berbagai suku bangsa. Namun mereka bukanlah bangsa yang baik, mereka adalah bangsa penyembah berhala dan perilaku mereka sangat jahat. 

Keluarnya Israel dari Mesir melalui kepemimpinan Musa dan dilanjutkan oleh Yosua adalah untuk tinggal dan merebut wilayah Kanaan (Israel sekarang ini).

Allah berfirman kepada Abraham, Ishak dan Yakub bahwa tanah Kanaan akan menjadi miliki pusaka bagi keturunan mereka. 

1. Sejarah tanah Israel

Janji tersebut telah digenapi kepada keturunan Abraham (Israel), melalui Kepemimpinan Musa dan dilanjutkan oleh Yosua. Melalui kepemimpinan Yosualah tanah Kanaan direbut dan menajdi milik pusaka bagi ke-12 suku Israel pada waktu itu.

Dalam sejarah selanjutnya, Israel berulang kali terusir dari tanah pusakanya sendiri. Misalnya, penyerangan Asyur terhadap Israel Utara (Samaria) dan dilanjutkan serangan raja Nebukanedzar ke Israel Selatan (Yehuda. 

Peristiwa pembuangan di Babel, menjadi bukti mereka terusir dari wilayah mereka sendiri. Bahkan Israel berada di pembuangan selama 70 tahun, dan mereka kembali pulang ke negaranya melalui kepemimpinan Ezra.

Belum lagi pada masa penguasaan Romawi pada abad pertama Masehi, wilayah ini juga jatuh di bawah kekuasaan Romawi. Walaupun ada upaya untuk melepaskan diri dan memberontak, orang Yahudi tetap kalah dari tentara Romawi, hingga pada akhirnya mereka di usir dari wilayah mereka sendiri.

Sejarah menuliskan bahwa kekuasaan Konstantinopel, pusat Kekaisaran Romawi Timur (atau Byzantium), di Timur Tengah jatuh pada 29 Mei 1453. Hal ini disebabkan oleh Kekaisaran Ottoman yang dipimpin oleh Sultan Mehmed II, mengepung dan menyerang Konstantinopel.

Jatuhnya Konstantinopel berdampak besar pada dinamika kekuasaan di Timur Tengah dan Eropa. Ini menandai awal dominasi Ottoman di wilayah tersebut dan pengaruhnya yang meluas ke Eropa Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika Utara. 

Setelah jatuhnya kota, banyak gereja Kristen diubah menjadi masjid, dan budaya Ottoman mulai mendominasi wilayah tersebut.

Hal ini juga berdampak terhadap wilayah Israel, sehingga banyak para pendatang dari Arab tinggal dan menduduki wilayah tersebut. 

2. Sejarah Palestina

Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa bangsa Palestina ada di wilayah Israel karena alasan politik dari kekuasaan Romawi, yakni mendatakan pemukinan baru dan mengganti wilayah tersebut dengan nama Palestina.

Tujuannya adalah supaya Israel tidak lagi kembali ke wilayah mereka sejak pengusiran itu, karena gerakan politik dan perlawanan bangsa Yahudi mengkhawatirkan.

Tanah Kanaan (Wilayah Israel) yang sebelumnya menjadi wilayah kekaisaran Romawi kini telah menjadi wilayah kekaisaran Ottoman. 

Bangsa Palestina yang sekarang berada di jalur Gaza adalah orang-orang Arab, yang bermukim pada masa kekuasaan Ottoman. Orang-orang Palestina sebagian besar beragama Islam dan sebagian kecil saja yang beragama Kristen.

3. Israel kembali ke negara mereka

Pada akhir abad ke-19, maka muncullah gerakan Zionisme dikalangan orang-orang Israel sebagai bentuk kerinduan mereka untuk kembali ke tanah yang diberikan TUHAN kepada mereka. 

Gerakan ini berarti kembali ke Sion (gunung Allah) dengan tujuan mendirikan negara Yahudi sebagai respon terhadap antisemitisme di berbagai wilayah Eropa.

Gerakan ini mendapatkan dukungan besar setelah Perang Dunia I, di mana Inggris mengijinkan dan mendukung Israel untuk kembali dan membangun negaranya sendiri. 

Semangat zionisme ini tentu menimbulkan ketegangan dengan bangsa-bangsa Arab disekitarnya. Secara khususnya bagi bangsa Palestina yang sudah menduduki wilayah tersebut sejak lama.

Pada tanggal 14 Mei 1948, David Ben-Gurion mendeklarasikan berdirinya Negara Israel. Tindakan ini memancing dan memicu respon militer bagi negara-negara Arab di sekitarnya.

Oleh sebab itu, berdirinya negara Israel diikuti dengan perang antara liga Arab dan Israel pada tahun 1948. Pertempuran ini dimenangkan oleh Israel dan mengakibatkan pengusiran ratusan ribu orang Palestina.

Ketegangan tidak hanya terjadi pada saat itu juga, tetapi terus berlanjut. Perang dan Konfrontasi tidak dapat dihindarkan, karena pendirian negara Israel akan menjadi ancaman bagi negara-negara di sekitarnya. 

4. Pertempuran Enam Hari dan Pertempuran Yom Kipur

Ketegangan politik dan konfrontasi militer  terus berlanjut, di mana terjadi beberapa pertempuran besar antara Israel dengan liga Arab. Pertempuran besar tersebut adalah Pertempuran Enam Hari pada tahun 1967 dan Pertempuran Yom Kipur pada tahun 1973.

Perang enam hari tersebut terjadi antara Israel melawan koalisi negara-negara Arab, termasuk Mesir, Yordania, dan Suriah. Peperangan ini dimenangkan secara mutlak oleh Israel. 

Perang Yom Kipur sendiri terjadi enam tahun setelah Perang Enam Hari (1967), di mana Israel menguasai wilayah-wilayah strategis seperti Semenanjung Sinai dan dataran Tinggi Golan. 

Negara-negara Arab, terutama Mesir dan Suriah, merasa terhina dan kehilangan sebagian wilayah setelah kekalahan tersebut.

Oleh sebab itu, perang Yom Kipur adalah serangan kejutan yang dilakukan oleh Mesir dan Suriah dan dukungan dari negara-negara Arab. Serangan ini membuat Israel kalang kabut, namun Israel mampu membalikkan keadaan dan merebut wilayah-wilayah yang dikuasai oleh musuh.

Dua pertempuran besar ini mampu mengubah peta politik di Timur Tengah sampai sekarang ini. Dua pertempuran tersebut juga membuat liga Arab silent dan tidak pernah ikut campur lagi terhadap masalah konflik Israel di Gaza dan Palestina sampai hari ini.

Gerakan Zionisme adalah gerakan politik yang sangat kuat, karena mereka akan mengembalikan wilahnya kekuasaannya sesuai dengan peta wilayah raja Daud. Akibat gerakan ini, maka bangsa Palestina terus di usir dan akan terusir oleh Israel.

Untuk saat ini, hanya Iran dan Hamas selalu terlibat konflik, tetapi tidak bagi negara-negara Arab di sekitarnya.

Iman Kh4a

"Jangan takut gagal jika belum pernah mencoba, jika toh gagal, jangan takut untuk mencoba lagi"

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama